Sekolah Siaga Kependudukan di Ciamis Dibentuk, Ini Tujuannya!
Tjiamis,- Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dibentuk tahun 2023 ini. Sebanyak 4 lembaga pendidikan ditunjuk menjadi sekolah rintisan.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Ciamis, Dr Dian Budiyana M.Si menyebut, 4 sekolah siaga kependudukan tersebut yakni SMPN 1 Ciamis, SMAN 1 Ciamis, SMPN 1 Sindangkasih dan SMPN 1 Cijeungjing.
Dian menjelaskan, dasar pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan di Ciamis, yakni UU no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Kemudian Peraturan Pemerintah atau PP nomor 87 tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Selanjutnya, pembentukan SSK itu berdasarkan nota kesepahaman antara BKKBN dengan Kementerian Pendidikan, tentang program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga pada satuan pendidikan.
“Kemudian diperkuat pula dengan nota kesepahaman antara kepala Perwakilan BKKBN Jabar dan Kadisdik Jabar, tentang upaya mewujudkan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga melalui pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. Serta nota kesepahaman antara DP2KBP3A Ciamis dengan Disdik Ciamis tentang pengembangan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana di Kabupaten Ciamis,” ungkap Dian Jumat (15/8/2023).
Baca juga: Pemkab Ciamis Susun Grand Desaign Pembangunan Kependudukan
Sekolah Siaga Kependudukan di Ciamis untuk Atasi Permasalahan Kependudukan
Lanjut Dian, pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan ini tak lain sebagai upaya mengatasi permasalahan kependudukan yang cukup kompleks.
Menurutnya, permasalahan kependudukan menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia. “Yang menjadi permasalahan di bidang kependudukan antara lain jumlah penduduk yang sangat besar, tingginya arus migrasi, besarnya jumlah penduduk usia muda dan tantangan penyiapan penduduk usia muda agar menjadi SDM yang produktif.
“Jadi dampak yang disebabkan oleh dinamika kependudukan ini bersifat jangka panjang. Jika kondisi ini tidak mendapat perhatian, kita khawatirkan berpengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan itu, maka perlu adanya sinergitas dari semua pihak, dalam rangka mengatasi dan mengantisipasi permasalahan kependudukan. “Salah satunya dengan meningkatkan peran serta guru, dalam menanamkan pengetahuan, perilaku dan sikap yang adaptif dan responsif kepada peserta didik,” ujarnya.
Adapun dalam program Sekolah Siaga Kependudukan di Ciamis, dilaksanakan dengan cara mengintegrasikan materi-materi kependudukan ke dalam proses belajar mengajar. Sesuai kurikulum dan kearifan lokal yang berlaku.
“Materi kependudukan ini bukan pelajaran baru, jadi tidak harus menambah jam pelajaran. Guru atau pengajar cukup menyisipkan materi tentang kependudukan, dalam proses KBM,” pungkasnya. (Red)