Cara Mengantisipasi Perilaku Bullying di Sekolah Menurut Kadis P2KBP3A Ciamis
Tjiamis.com,– Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Ciamis, Jawa Barat, Dr Dian Budiyana M.Si membeberkan langkah-langkah antisipasi terjadinya tindakan bullying di sekolah.
Langkah pertama kata dia, pihak sekolah mesti membuat kebijakan anti bullying. Kemudian penataan kurikulum dan melakukan penataan lingkungan keluarga dan sekolah. Lalu jaga hubungan yang baik antara orang tua murid dan pihak sekolah.
“Perlu juga dibentuk kelompok kreativitas anak dan perbanyak kegiatan bersama-sama untuk seluruh anak. Intinya sekolah mesti mengarahkan anak ke kegiatan positif, serta tidak menganggap remeh kasus bullying,” ungkap Dian Jumat (3/11/2023).
Baca juga: Grand Design Pembangunan Berwawasan Kependudukan di Ciamis untuk Maksimalkan Bonus Demografi
Pihaknya mengaku kerap memberikan sosialisasi tentang bahaya dan pencegahan perilaku bullying ke sejumlah sekolah.
Terakhir, Kadis P2KBP3A menjadi pemateri dalam kegiatan sosialisasi anti bullying bertempat di MAN 1 Darussalam Ciamis.
Kepada ratusan pelajar di sekolah tersebut, Dian mengungkapkan 3 bahaya dari tindakan bullying. Pertama bullying bisa menimbulkan ketakutan dan mengganggu psikologi seseorang. Kemudian bullying akan menimbulkan dendam dan budaya kekerasan. Bahkan lebih parahnya, bisa sampai membahayakan nyawa seperti kasus bunuh diri.
Pihaknya mengajak kepada para pelajar agar menjauhi dari hal hal yang menjadi pemicu terjadinya bullying.
“Jangan sampai masalah dengan sesama teman, menjadi sebuah alasan untuk menekan orang lain, bahkan sampai menyakitinya. Pupuklah persaudaraan, pertemanan yang baik serta saling menolong,” katanya.
Bentuk Bullying di Sekolah
Lanjutnya, bullying di sekolah bentuknya berbeda-beda. Ada bentuk fisik seperti memukul, mengeroyok, menendang, menjambak, merampas makanan, merusak barang dan lainnya.
Kemudian bentuk verbal, yakni memanggil nama dengan sebutan yang tidak disukai, menyebarkan kabar bohong, menertawakan, meneriaki, menggoda sampai marah.
Bullying selanjutnya yaitu bentuk sosial, tidak membolehkan teman ikut bermain atau tidak mengajak teman belajar dan mengucilkan teman,
“Bentuk bullying yang terakhir adalah cyber, seperti menghina orang lain melalui media sosial, menyebarkan hoax, mencuri identitas orang lain, mengunggah keburukan orang lain dan juga menyebarkan video pribadi tanpa izin,” ucap Dr Dian.
“Perilaku-perilaku tersebut mesti dicegah tentunya dengan melibatkan semua pihak, terutama di lingkungan sekolah dan keluarga,” pungkasnya. (Red)